Selasa, 17 Februari 2009

Toko baru itu

Ahad kemaren kami, aku dan bang hendra,memasang tiga buah spanduk di depan mimimarket kepunyaan abang ipar kami. Tulisan spanduknya maknanya dalam " Minimarket Syariah,belanja halal dan Nyaman". kata kata Syariah dan halal inilah yang terlalu berat maknanya tercantum dalam spanduk itu.
Ke dua kata itu Syariah dan Halal adalah sesuatu yang muthlak di konsumsi oleh seorang mukmin bahkan di al qur an di tambahkan dengan kata thoyib (baik) maksudnya cara memperoleh harta yang kita belanjakan tersebut harus dengan cara yang baik, halal tidak dengan hasil mencuri,menipu atau syubhat.

Di bulan februari ini kami sekeluarga memang di sibukkan dengan minimarket ini. Si Abang ipar aku ini tentunya dengan istrinya, baru membuka usaha minimarketnya, kontan saja istri aku dan kakak nya dilibatkan dengan kesibukkan kesibukkan segala aktivitas yang terkait dengan minimarketnya, dari mencari daftar distributor susu,mie instan,kecap/saus,snack, coklat, sampe peralatan dapur, kira kira hampir tiap hari nya mereka bertemu di minimarket telpon sana sini mencari barang barang untuk memenuhi kelengkapan list produck yang akan di jual di minimarket ini. Hari ahad adalah hari dimana para bapak atau suami dilibatkan juga. Kami para suami biasa mengurusi hal hal yang memerlukan tenaga. dari bikin rak, masang rak, sampe masang sound system. jadi semua keluarga dilibatkan disana. ala kuli hal anak anak jadi terbengkalai. anak main sendirian di rumah,walau kadang di bawa di toko.

Sebenarnya slogan di spanduk minimarket dengan kata kata syariah dan halal mbok ya gak usah di tulis di spanduk. Lingkungan sekitar toko saja sudah kondusif sekali, islami sekali gituu. depan masjid darul hikmah, dekat pesantar darul hikmah, apalagi deket dengan rumah Dr. Ahzami Sami'un Jazuli yang menjadi anggota DSP Partai keadilan Sejahtera . Rumah,tetanggan masyarakat nya saja yang notabene mayoritas adalah kader da'wah yang sudah terbiasa dengan kehidupan yang islami, anak - anak kecil yang saja sudah terbiasa mengenakan busana muslimah. Kolam renang yang yang memperhatikan sekali aspek aspek syariah, tapi tanda menyertakan embel embel syariah. Sebenarnya masyarakat sekitar toko tanpa embel embel syariah pun mereka mengetauhinya. Karena menurut saya jika sebuah barang yang sudah di komesialisasikan dengan embel embel syariah ia memiliki keharusan di audit atau dalam pengawasan institusi yang dapat mengerluarkan sertifikasi halal.
Dan tidak menjual barang barang yang tidak halal,syubhat. Syubhat...ya kata inilah yang masih rancuh. perlu kewaspadaan yang extra. Ala kuli hal, sepertinya sang pemilik itu pun ber hati hati dalam memasukkan product-product yang akan dijual di toko tersebut.

Rabu, 04 Februari 2009

Dari sinilah kami Memulai




Jalan da'wah mengajarkan bahwa kami memang membutuhkan da'wah. Kebersamaan dengan saudara saudara di jalan ini semakin menegaskan bahwa kami harus hidup bersama mereka di jalan ini agar berhasil dalam hidup dunia dan akhirat kami.

Mengapa berada di jalan da'wah?
Mengapa kami berada di jalan da'wah ? Setelah sekian lama perjalanan, pertanyaan seperti itu selalu penting untuk kami renungi lagi.

Tentu saja banyak uraian alasan terhadap pertanyaan ini. Tapi sebelum negurai alasan 'Kenapa kami berada di jalan da'wah' sesungguhnya jalan ini adalah jalan kebutuhan kami sendiri. Rasa kebutuhan yg melebihi sekedar merasakan bahwa jalan ini merupakan kewajiban yg harus kami lakukkan. Bahkan lebih besar dari sekedar kebutuhan. karena kami melangkah di jalan ini merupakan bagian dari rasa syukur kami atas hidayah Allah SWT kepada kami.

Jalan da'wah mengajarkan kami memang membutuhkan da'wah. Lalu kebersamaan kami dengan saudara saudara di jalan ini semakin menegaskan bahwa kami harus hidup bersama mereka di jalan in agar berhasil dalam hidup dunia dan akhirat kami.

Kami semakin mendalami pesan Rasulullah Saw, " Barang siapa mengajak kepada petunjuk Allah, maka ia akan mendapatkan pahala yg sama seperti jumlah pahalan orang yg megikutinya tanpa dikurangi sedikitpun oleh pahala mereka." (HR Muslim)
Ada banyak orang mulia, kaum muslimin pendahulu kami yg telah menuai pahala begitu banyak karena menyebabkan kami mengenal Islam dan mengajarkan mengimani agama ini. Ada begitu banyak para pendahulu kami di jalan da’wah yg memperoleh nilai pahala besar Karen upaya mereka membimbing kami sedikit demi sedikit untuk melangkah di jalan ini. Mungkin tidak sedikit dari jasad orang orang mulia itu sudah dimakan tanah. Tetapi malaikat pencatat kebaikan senantiasa mencatat pahala mereka karena peran peran da’wahnya, yg tidak terkira. Para malaikat terus menerus mancatat pahala mereka hingga kiamat tiba.

Kami ingin seperti para pendahulu kami di jalan ini yg telah memeperoleh pahala dan keridhaan Allah karena peran peran da’wahnya. Karena itulah kami memang membutuhkan jalan ini. Sebagai penyangga kebahagian dunia dan akhirat kami. Tidak heran, para penyeru kebaikan menjadi alasan turunnya limpahan rahmat dan kasihsayang Allah SWT. Tidak ada makhluk Allah yg mendapat dukungan do’a seluruh makhlukh Nya kecuali mereka yg mengupayakan perbaikan dan berda’wah. Sebagaiman sabda Rasulullah Saw “ Sesungguhnya allah, para malaikat, semut yg didalam lubangnya, bahkan ikan yb berada di lautan akan berdoa’a untuk orang yg mengajarkan kebaikan kepada manusia” (HR Tirmidzi)
Alasan lainya, adalah karena da’wah akan menjadi penghalang turunnya azab Allah Swt, Sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur’an,

“Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata :”Mengapa kamu menasehati kamu yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yg amat keras ?“Mereka menjawab : “Agar kami mempunyai alasan (pelepas tangggung jawab) kepada Tuhanmu, supaya mereka bertakwa” (QS Al A’raf 164)

Allah SWT menjelaskan tiga kelompok manusia dalam masalah ini. Mereka adalah Kelompok penyeru da’wah yg shalih, Kelompok shalihin tapi tidak menyerukan da’wah dan orang orang yg mengikari da’wah. Kelompok orang orang shalih yg telah berda’wah dan berupaya mewujudkan perbaikan, mengangkat alas an kepada Rabb mereka. Sementara kelompok shalih yg mengingkari tugas da’wah mengatakan tidak ada gunanya menda’wahkan orang orang sesat dan menyimpang. Maka ayat selanjutnya Allah berfirman “

“Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpahkan kepada orang orang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik.” (QS Al A’raf 165)

Artinya, Allah SWT menyelamatkan da’I yg shalih dan melenyapkan para pendukung kemungkaran. Orang orang zalim mengalami siksaan yg keras karena kezalimannya. Namun dalam ayat tersebut tidak dijelaskan bagaimana kondisi orang orang shalih yg mengingkari peran da’wah sebagaimana dialog yg disebutkan dalam ayat sebelumnya. Mungkin saja tidak disinggung keadaan mereka dlm ayat itu mengindikasikan posisi mereka yg lemah untuk dibicarakan dalam ayat ayat Allah Swt. Atau mungkin saja mereka juga termasuk kelompok orang orang yg mendapatkan sebagian azab allah di dunia ini.
Nash Al Qur’an itu merupakan peringatan bagi kami. Bahwa meninggalkna peran da’wah tidak pernah diterima apapun alasannya. Bahkan bias jadi sikap tersebut mengundang kemarahan Alah Swt (Musafir Qithari adDa’wah –Dr. Adil Abdullah Al Laili, 195)

Rasulullah dalam salah satu haditsnya juga mengisyaratkan azab Allah atas orang orang yg meninggalkan da’wah dan kewajiban amar ma;ruf nahyul mungkar. Azab Allah Swt turun menimpa semua orang yg melakukan dosa, kemaksiatan,termasuk orang orang shalih yg tidak menjalankan fungsi da’wah kepada orang orang yg berdosa. Inilah yg disabdakan Rasulullah tatkala Zainab Radhilallahuu ‘anha bertanya kepadanya “Apakah kita akan dihancurkan oelh allah, sedangkan di antara kita ada orang orang shalih? “Rasulullah menjawab : Ya jika keburukkan itu sudah dominan” (Muttafaq ‘alaihi)

Ada pula hadits Rasulullah yg lainnya. Abu baker radhilallahu ‘anhu mengatakan :” Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah bersabda: “sesungguhnya manusia jika melihat kemungkaran dan mereka tidak merubahnya, dikhawatirkan meraka akan diratakan oleh Allah dengan azab Nya” (HR Ahmad dan Abu Daud)

Kami berharap agar keberadaan kami di jalan ini merupakan salah satu langkah menyelamatkan diri sendiri dan manusia dari azab Allah Swt. Bukan hanya azab berupa musibah atau bencana alam, Tapi termasuk azab Allah Swt adalah keterhinaan, kerendahan hingga keterjajahan umat
Islam di dunia ini.

Adakah orang orang yg akan bergabung bersama kami menempuh jalan ini?.




Dikutip dari buku Beginilah jalan da’wah mengajarkan kami.